Makna Dibalik Sebuah Kitab



MAKNA DIBALIK SEBUAH KITAB
1 SAMUEL 17 : 40 – 58 ; 2 SAMUEL 15 : 22
1 SAMUEL 16 : 14 – 23 ; 1 SAMUEL 17 : 55 – 56

            Peristiwa yang sama namun berbeda pandangan. Itulah yang digambarkan dalam kitab Samuel ini. Saya tidak tahu apakah cuman kitab Samuel ini saja yang berbeda. Marilah kita telaah lebih jauh dari kitab Samuel.
            Dari 4 bacaan ini, pasti muncul pertanyaan sebagai berikut:
1.      Sebenarnya, siapakah yang mengalahkan goliat? Daud (1 Sam 17 : 50) ataukah Elhanan bin Yaare Oregim (2 Sam 21 : 19)?
2.      Pada waktu kapankah Saul mengenal Daud? Apakah ketika Daud memainkan kecapi dihadapan Saul (1 Sam 16 : 23) ataukah  ketika Daud berhasil mengalahkan Goliat (1 Sam 17 : 58).
Bagaimana menurut anda? Merasa aneh kan dengan 2 pertanyaan ini? Marilah kita mencari tahu kebenarannya.
Dimulai dari pertanyaan pertama. Siapakah yang membunuh Goliat? Jika kita menemui pertanyaan seperti ini, maka otomatis jawabannya adalah Daud yang mengalahkan Goliat. Namun kita tidak tahu, bahwa di kitab yang sama yaitu Samuel juga berbicara bahwa Elhanan bin Yaare Oregim juga yang mengalahkan Goliat. Lalu, siapa sebenarnya yang mengalahkan Goliat?
Nah, inilah yang saya belajar. Banyak sekali kisah misterius dalam Alkitab terkhususnya di perjanjian lama. Dan inilah yang mungkin saja membuat orang tidak percaya lagi akan isi Alkitab dan mulai bermunculan nabi-nabi palsu atau ajaran antikristus yang landasan ajaran mereka bukanlah Alkitab yang sering kita bawa.
Alkitab sendiri terkhususnya perjanjian lama, ditulis oleh mereka-mereka yang hidup pada zaman itu. Sumber-sumber kitab perjanjian lama sendiri ditemukan berupa gulungan kitab, dan bahkan berupa tulisan-tulisan di lembaran daun seperti daun rumput.
Banyak sekali versi-versi dalam alkitab sendiri yang bahkan kita tidak mengetahuinya. Misalnya saja dalam kitab Kejadian. Kita pasti akan berpikir bahwa kitab kejadian ini ditulis oleh 1 orang. Tapi kitab Kejadian terkhususnya kitab Kejadian pasal 1 dan 2 terdapat perbedaan.
1.      Kej 1:1 “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”. Kej 2:4B “Tuhan Allah menjadikan bumi dan langit”.
2.      Kej 1 menuliskan kata Allah (Ibrani: Elohim). Sedangkan Kej 2 menuliskan kata Tuhan Allah (Ibrani: Adonay/Yahweh dan Adonay Elohim).
3.      Kej 1 menuliskan bahwa seakan-akan Allah sangat berkuasa dan Maha Tinggi. Buktinya, segala ciptaanNya hanya memakai firman (Allah Berfirman ......). Namun, di Kej 2 menuliskan bahwa Tuhan Allah sama seperti manusia. Gerak-geriknya sama seperti manusia (Tuhan Allah membentuk manusia, Tuhan Allah membuat taman Eden). Dsb

Terjadi ketidakkonsistenan akan tulisan di Kejadian 1 dan 2. Tidak mungkin penulis kitab kejadian melakukan hal seperti ini. Dan bisa ditarik kesimpulan bahwa kitab Kejadian ditulis oleh orang yang berbeda.
Orang-orang yang menyusun berbagai jenis kitab ini juga dilingkari oleh beberapa aturan. Dan kitab Kejadian sendiri bukanlah merupakan kitab tertua. Melainkan kitab Keluaran 15 : 1 – 18 merupakan kitab tertua karena tulisan Ibrani yang sangat kuno sekali.
Juga temuan-temuan kitab tidaklah ditemukan secara utuh, melainkan ditemukan dalam keadaan tidak beraturan, tersobek dan tulisan yang tidak jelas.
Oleh karena itu, mereka yang mengumpulkan berbagai jenis kitab ini, disatukan dan bisa jadi mereka menggabungkan berbagai sumber yang berbeda dan dijadikan satu.
Jika hal seperti itu terjadi, maka bisakah kita mempercayai sejarah dalam isi alkitab terkhususnya dalam kitab perjanjian lama? Lalu, apakah maksud alkitab ini ditulis kalau sejarah dalam alkitab ini diragukan keberadaannya?
Contoh lain sejarah dalam kitab Yosua yang diragukan. Di dalam penemuan arkeologi ditemukan bahwa kota Gilgal belum bisa ditemukan namun kota Yerikho, Ai dan Gibeon belum dihuni pada akhir-akhir abad ke-13 SM, abad di mana kebanyakan ahli mendata cerita Yosua. Hazor dan Lakhis sudah dimusnahkan 1 abad sebelum Yosua memusnahkannya.
Kesimpulan dari Kitab Yosua adalah merupakan cerita fiksi atau dongeng belaka. Lalu, mengapa ia ditulis dan dimasukkan dalam sebuah alkitab?

Inilah yang kami sebut dengan sumber Y (Yahweh/Tuhan), E (Elohim/Allah), P (Priest/Iman), dan sumber D (Deuteronimistic/Kitab Ulangan).
4 sumber yang berbeda namun dimasukkan dalam sebuah teks kitab. Kebanyakan teks dalam berbagai kitab dalam perjanjian lama dipengaruhi oleh tradisi dan peristiwa-peristiwa sekitar. Misalnya saja dalam kitab Kejadian dan Yosua yang dipengaruhi tradisi dan peristiwa-peristiwa sekitar.
Contoh dalam kitab Kejadian terkhususnya dalam kitab Kejadian 1 dan 2 yang dipengaruhi oleh peristiwa sekitar. Kisah penciptaan sendiri ditulis ketika bangsa Israel dibuang ke bangsa Babilonia. Dan bangsa Israel sendiri sudah putus asa dan tidak mempunyai harapan lagi. Ketika itu juga ada beberapa orang yang memberikan semangat bagi orang Israel bahwa masih ada Penolong yaitu Allah. Dialah yang menciptakan kita dari debu tanah serta menurut gambar dan rupaNya. Dialah yang menciptakan alam semesta ini hanya dengan firmanNya. Oleh sebab itu, kitab kisah penciptaan ini ditulis karena mengingat bahwa bangsa Israel sudah dalam kondisi putus asa. Dan juga dalam Kejadian sendiri dipengaruhi oleh tradisi bangsa Babilonia yaitu sebuah cerita yang hampir sama dengan kisah penciptaan. Yaitu kisah “Enuma Elish”.
Cerita “Enuma Elish” mengisahkan dua sosok bernama Apsu (Dewa air segar/tawar) dan Tiamat (Dewa air laut) menggabungkan dua air milik mereka dan dari persatuan mereka, generasi dewa-dewa yang pertama lahir yang diantara mereka adalah bumi dan langit. (Mitos ini kemudian menjelaskan bagaimana bagian selatan Mesapotamia, tanah dan cakrawalanya, langit, berasal di mana air segar dari Tigris dan Efrat mengalir bertemu di air asin di teluk Persia dan sebuah delta kemudian terbentuk). Seiring dengan lahirnya generasi dewa-dewa tersebut maka pertemuan mereka ribut mengganggu Apsu yang meskipun telah dilarang oleh Tiamat, Apsu tetap berniat membunuh dewa-dewa tersebut. Para dewa tersebut mendengar rencana Apsu dan membunuhnya dan hal tersebut menimbulkan kemarahan Tiamat yang memutuskan untuk membunuh dewa-dewa yang lebih muda tersebut. Akhirnya, salah satu dewa muda yaitu dewa badai yang bernama Marduk mengajukan diri untuk mengalahkan Tiamat dengan syarat bahwa ia akan diberikan kekuasaan tertinggi diantara dewa-dewa. Para dewa tersebut setuju dengan Marduk dan berperang melawan Tiamat dengan senjata-senjatanya yaitu sebuah panah, petir, jaringan dan beberapa angin. Marduk mengalahkan Tiamat di dalam pertarungan yang dahsyat yang berhubungan dengan alam. Marduk kemudian mengambil tubuh Tiamat dan membuat kosmos daripadanya. Ia membagi tubuh yang besar tersebut dan menciptakan keajaiban. Ia membagi sebagian tubuh Tiamat seperti seekor ikan untuk dikeringkan dan sebagian tubuhnya lagi diletakkan di atap langit. Di langit, Marduk mengatur konstalasi yang merupakan singkatan dari dewa-dewa besar yang nantinya akan menentukan kalender. 12 bulan di setiap tahun dan fase 2 bulan. Ia menentukan Babilonia sebagai rumahnya, ia memberi hadiah kepada para dewa yang telah mendukungnya dengan menciptakan manusia.
Makna yang dapat diambil dari kisah penciptaan dan Enuma Elish bahwa Allah adalah seorang yang sangat besar dan Maha Tinggi. Ia menciptakan manusia dan menciptakan alam semesta melalui firmanNya dan bukan melalui perkelahian atau pertempuran yang sangat dahsyat. Oleh karena itu, bangsa Israel sadar bahwa ternyata Allah mereka jauh lebih berkuasa dari kisah Enuma Elish.

Oleh karena itu sudah bisa dijawab pertanyaan berkaitan dua pertanyaan dalam kitab Samuel. Yaitu ditulis oleh penulis yang berbeda dan disusun oleh keempat sumber.
Lalu, apa makna dibalik semuanya itu?
Kitab ini disusun mempunyai banyak sekali kelemahan. Oleh karena itu dibutuhkan keempat sumber itu. Keempat sumber ini ditemukan di berbagai daerah di Israel. Maka sudah jelas bahwa sumber-sumber itu bisa jadi memiliki pengertian dan pendapat yang berbeda. Dan jika kita melihat dan membaca secara teliti, maka akan terdapat ketidakkonsistenan dalam tulisan ini yang sudah dijelaskan di atas.
Kitab Samuel ini disusun oleh penulis dan sumber yang berbeda. Namun makna dari semuanya ini adalah pemilihan Tuhan atas orang-orang percaya akan Dia. Daud mengalahkan Goliat dan Elhanan juga yang mengalahkan Goliat. Namun, makna yang dapat diambil oleh kitab Samuel ini bukanlah siapa sebenarnya yang mengalahkan Goliat. Tetapi, fokus utamanya adalah Tuhan. Pemilihan Tuhan atas orang-orang percaya akan Dia. Tuhan tidak melihat engkau masih muda atau masih tua atau kelebihan kamu yang lain. Namun Tuhan melihat hati setiap manusia dan iman mereka kepadaNya. Begitu pula dengan pertanyaan kedua mengenai Daud dikenal oleh Saul.
Oleh sebab itu, jika kita melihat berbagai peristiwa yang sangat aneh seperti cerita tentang Daud dalam kitab Samuel, maka janganlah kita mencari akan sejarahnya. Namun dari pesan/makna dari setiap kejadian ini. Seperti kitab Yosua. Walaupun kitab ini merupakan kitab fiksi atau dongeng, namun makna dari kitab Yosua ini adalah kuasa Tuhan dalam menyelamatkan orang Israel serta janjiNya kepada mereka yang sudah ditepati.  Yaitu ke tanah perjanjian yang berlimpah susu (dari kambing atau domba) dan madu (hasil fermentasi dari anggur).
“Janganlah mencari sejarah dalam kitab. Namun carilah pesan dan makna dari kitab yang sudah dibacakan”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

100 KUMPULAN LAGU SEKOLAH MINGGU

DRAMA NATAL_3 ORANG MAJUS DAN BINTANG TIMUR

Drama Natal Musikal: Kedamaian Natal??