Drama tema Pendidikan



syalom semua....... nah hari ini aku akan bagi-bagikan sebuah drama singkat yang dijamin keren deh!!!! drama ini aku buat sendiri dan drama ini aku pentaskan bersama-sama dengan rekan-rekanku pada waktu ujian praktek dan mendapatkan hasil yang maksimal...... drama ini membutuhkan 6 orang pemain dan yang terpenting adalah menghayati drama ini dan serius untuk berlatih..... dijamin deeh bakalan seru dan keren.....

perlu diingat bahwa kalau kamu adalah orang yang kreatif,, kamu bisa buat tambah pemain dan perannya,, dan lagu-lagunya kamu bisa mengubahnya,,, tapi yang terpenting adalah sesuai dengan drama yang dimaksud....

oke langsung saja nih drama bertemakan pendidikan dengan durasi 15 menit..... selamat mementaskan!!!!

DRAMA
aku kenalin mulai dari yang pria duduk berbaju merah.....
Agriyan Manafe dan Filmart Ndun....
 wanita berbaju merah muda
Mariza Manafe, Irna Sombu, Maria Jelau dan Indryani Fanggi
JUDUL: SANG PEMIMPI
TEMA: PENDIDIKAN

Pemain :
Agriyan Reksy Manafe                 : Narator
Maria Florida Rufina Jelau            : Rara (Pengamen)
Irna Herlina Sombu                      : Hesry (Pengamen)
Indriyani Fanggi                            : Dina (Pejabat 1)
Mariza Manafe                             : Sarah (Pejabat 2)
Filmart Hermes Ndun                   : Penjual Koran


NARATOR                : Diceritakan ada seorang anak pengamen yang bernama Rara. Rara adalah seorang   anak yang tidak mampu. Dia memiliki harapan untuk bisa melanjutkan sekolahnya   seperti teman-temannya yang lain. Tapi, yang namanya ekonomi merupakan suatu   hal yang menghalangi dia untuk bersekolah. Rara memiliki seorang sahabat yang   bernama Hesry. Dia juga memiliki nasib yang sama seperti Rara.
                                      Suatu pagi, di dekat jalan tol di ibukota Jakarta, Rara sedang menunggu Hesry   sahabatnya itu untuk pergi mengamen bersama.
RARA                         : Hmmm... di mana sih Hesry? Sudah mau siang, dan dia belum datang-datang juga.   Yah sudah, lebih baik aku menyanyi saja. (menyanyi (“Apa Yang Dicari Orang”)) apa yang dicari orang uang....... apa yang dicari orang uang..... uang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang....uang.,..uang.... hanya uang....uang.... 2x
HESRY                       (mengagetkan Rara) Hey... Rara... yuk kita ngamen...
RARA                         (Kaget) Eits.... Tunggu dulu Hesry... Tadi aku nyanyi lagu ciptaan kita berdua,   mengingatkanku kepada para pejabat yang sukanya duduk di kursi empuk. Tapi,   apakah mereka masih memikirkan kami yang tidak mampu ini untuk bersekolah?   Aku takut mereka mendapatkan dana untuk membantu orang miskin, tapi uangnya   itu tidak sampai ke tangan kita Hes...
HESRY                       : Hush Rara, jangan bilang begitu. Nanti ada yang dengar bagaimana?
RARA                         : Biarin... Lebih baik kita pergi ngamen yuk
HESRY                       : Itu yang ku tunggu daritadi... ayo...
NARATOR                : Rara dan Hesry pun telah siap untuk mengamen di jalan. Terik matahari tak   menghentikan semangat mereka untuk bekerja dan menghasilkan uang. Walaupun   mereka sempat ditagih pajak oleh preman-preman kota, dan selalu mendapatkan   perlakuan kasar oleh orangtua mereka karena tidak mendapatkan hasil, tapi   mereka   tetap yakin bahwa suatu saat mereka akan meraih cita-cita.
                                      Sampailah mereka di sebuah halte yang tak jauh dari tempat tinggal mereka. Dari   situlah mereka memulai pekerjaan mereka yaitu mengamen. Mereka melihat   hanya    ada dua orang pejabat yang kaya raya sedang duduk di sebuah halte. Lalu   Rara dan   Hesry pun menghampiri mereka.
(Dina dan Sarah duduk sambil bercerita)
HESRY                       : Ra... Kamu lihat nggak ada 2 orang cantik yang disana?... Pasti mereka orang yang    kaya raya dan baik hati.
RARA                         : Tak usah banyak bicara, kita kesana yuk.
RARA dan HESRY  (menyanyi sambil Rara memainkan gitar “Lagu Laskar Pelangi” dari Nidji) laskar pelangi... takakan terikat waktu....... bebas...... (stop)
DINA                         (menyerahkan uang dan memarahi mereka) stop...stop...stop... Nih pergi sana... Dan    jangan kembali lagi... Dasar miskin...
RARA                         : Mohon maaf Ibu, selama ini kami mengamen, belum ada orang yang membentak   kami seperti ini.
HESRY                       : Ia benar, lebih baik Ibu ambil saja uang ini, kami tidak mau mengambil uang ini   karena Ibu tidak ikhlas.
DINA                         : Ya sudah kalau kalian ingin begitu. Lebih baik aku masukkan uang ini kesaku lalu aku   bisa menambah modal ke luar negeri untuk berbelanja bersama suamiku tercinta   sampai sepuasnya, lalu bertemu dengan artis-artis korea. Dan kayaknya, mukaku ini   harus dioperasi plastik mirip kayak artis korea... Hahahaha... benarkan Sarah...
SARAH                      : Sudahlah Dina, jangan terus memarahi mereka, mereka mengamen itu untuk   mencari nafkah buat hidup mereka. (memberikan uang) nih... maaf atas kesalahan   teman saya yah...
HESRY                       : Trimakasih Ibu.
SARAH                      : O ya... Kalian tinggal dimana?
DINA                         : Ngapain kamu tanya rumah mereka, sudah pasti kan mereka tinggal di kolong   jembatan.
HESRY                       : Kami berdua tinggal di dekat jalan tol. Dekat jembatan Bu.
DINA                         : Hahaha... Sudah kuduga.
SARAH                      : (menegur) Dina...
HESRY                       : Kami mohon pamit ya Bu. Permisi... (berjalan keluar)
SARAH                      : Ia...
DINA                         : Pergi sana, dasar miskin...
SARAH                      : Dina, bisakah kamu bertindak seperti orang baik? Mereka juga manusia.
DINA                         : Kamu, ngapain bela mereka.
SARAH                      : Mereka itu orang miskin, jadi kita harus perlakukan mereka seperti teman kita.   Jangan membentak mereka seperti itu.
DINA                         : (marah) Hey Sarah. Mentang-mentang kamu kerja sebagai kepala sekolah di sekolah   mahal,   jadi kamu berikan mereka uang?
SARAH                      : Bukan begitu juga, tapi...
DINA                         : (memotong pembicaraan) Hah, sudah Sarah. Jangan sok baik deh kamu... (berjalan   keluar)
SARAH                      : Hey, kamu mau kemana Dina. (mengikuti Dina keluar) Dina... Tunggu aku.
NARATOR                : Rara dan Hesry pun pergi meninggalkan kedua pejabat itu. Begitu pun dengan   kedua   pejabat itu yang bernama Dina dan Sarah. Tapi, kedua pengamen menjadi   takut dan   tidak mau lagi kembali ke tempat itu.
                                      Satu minggu kemudian, mereka pergi ke sebuah halte yang berbeda itu dan   anehnya   tidak ada seorangpun disana. Mereka pun duduk karena hari sudah   mulai siang. Mereka berpikir bahwa, mungkin hari sudah mulai siang dan tidak ada   seorangpun lagi yang duduk di halte itu. Disisi lain, mereka juga berpikir bahwa   semuanya pasti   sudah pergi bekerja. Baik di kantor, di rumah sakit, maupun di   bank.
  Pada waktu itu juga, mereka melihat ada seorang penjual koran menghampiri   mereka berdua sambil mendagangkan korannya.
PENJUAL                  : Koran...koran...koran, ada yang terbaru...ada yang terbaru, seorang pejabat telah   tertangkap basah sedang melakukan kasus korupsi di salah satu bank di Jakarta.   Koran...koran...koran...
HESRY                       : Ra... Kamu dengar nggak, katanya ada seorang pejabat yang tertangkap basah   sedang melakukan kasus korupsi di salah satu bank di Jakarta.
RARA                         : Yang benar saja.
HESRY                       : Ia.
RARA                         : (memanggil tukang koran), Pak... Boleh aku minta pinjam korannya nggak...
PENJUAL                  : Hah... Minta pinjam... Nggak bisa, kalau mau ambil, ya bayar dong...
RARA                         : Hmmm... (sambil menyerahkan uang) Nih, kalau ada kembalian ambil.
PENJUAL                  : Yaelah... Beli belimbing di Pak Hermas, maaf uangnya pas.
HESRY                       : Ooo... Uangnya pas ya.... Maaf...
PENJUAL                  : Hmmm... Lain kali, lihat-lihat dulu baru omong... Ok... Saya pamit dulu...
RARA                         : Makasih ya...
PENJUAL                  : (sambil berjalan keluar) Koran...koran...koran...
HESRY                       : (mengeja) s..e... se, o....
RARA                         (menarik koran dan membacanya) Sini, biar aku yang baca saja. (membaca terbatah-  batah) SEORANG PEJABAT TERTANGKAP BASAH MELAKUKAN KASUS DUGAAN   KORUPSI DENGAN SALAH SATU KARYAWAN BANK DI JAKARTA. Yaelah,   masih ada   juga hal seperti itu... (menyerahkan koran itu pada Hesry)
HESRY                       : Ra... kamu lihat ini... Kayaknya, aku kenal sama orang ini...
RARA                         : Yang mana?
HESRY                       : Yang ini. Bukannya ini Ibu Pejabat yang waktu itu sempat kita tolak uangnya karena   kesombongannya. Mungkin, seminggu yang lalu.
RARA                         : Ia benar... Hahahaha, rasain kamu... Makanya, jangan sombong.
HESRY                       : Hahaha, biar tahu rasa... Katanya mau ke luar negeri, operasi plastik, ketemu artis-  artis korea. Hahaha... Mana?
RARA                         : Hesry, mending kita makan dulu yuk, aku lapar nih...
HESRY                       : Hari ini kita makan apa ya?
RARA                         : Biasa, makan-makanan kesukaan kita, nasi tempe.
HESRY                       : WOW... ayo...
NARATOR                : Tiba-tiba, mereka melihat seorang pejabat yang bernama Sarah.
SARAH                      (memasuki ruangan dan bingung) mereka di mana yah? (melihat Rara dan Hesry)    hah, akhirnya kutemukan kalian.
RARA                         : Ibu mencari kami?
SARAH                      : Ia. Aku mencari di rumah kalian. Lalu aku tanya sama teman-teman kalian. Dan   akhirnya ku temukan kalian disini. Mungkin aku belum berkenalan... Siapa nama   kalian?
RARA                         : Aku Rara dan ini temanku Hesry
SARAH                      : Namaku Sarah, panggil saja aku Ibu Sarah.
HESRY                       : Lalu, Ibu ngapain bertemu dengan kita.
SARAH                      : O..iya, aku adalah kepala sekolah di suatu sekolah berstandar international. Aku   memiliki beasiswa untuk kalian yang tidak mampu. Kalian mau nggak?
RARA dan HESRY  : (Kaget) Beasiswa? untuk kami?
SARAH                      : Ia.
RARA                         : Wah... Terimakasih ibu...
HESRY                       : Jadi, kita akan bersekolah?
RARA                         : Benarkan ibu?
SARAH                      : Ia... Besok pagi aku akan menemui kalian di rumah, dan aku akan memberikan   segala perlengkapan dan fasilitas-fasilitas untuk kalian, agar kalian bisa bersekolah.   Tapi, ingat yah. Kalian tidak boleh nakal di sekolah. Janji?
HESRY                       : Kami berdua janji ibu. Tapi, aku kan tidak bisa membaca. Jika aku bersekolah nanti   dan tidak bisa membaca, aku malu.
SARAH                      : (menepuk bahu Hesry) Aku sudah pikir itu. Aku akan berikan kamu kursus membaca.   Asalkan kamu rajin. Oke!
HESRY                       : Wah, Ibu baik deh. Terimakasih ya Ibu.
SARAH                      : Kalau kamu Rara? Kamu nggak bisa membaca juga?
RARA                         : Aku bisa Bu! Dan aku janji, aku sama Hesry akan rajin dan akan meraih prestasi   semampu kami.
SARAH                      : Itu baru anak bangsa. Oke, saya pamit dulu. Ingat, besok kalian akan kutemui di   rumah. Selamat Siang.
RARA dan HESRY  : Terimakasih ibu
RARA                         : (bergembira) Hesry, akhirnya kita bisa sekolah.
HESRY                       : Ia Ra... akhirnya...
RARA                         : Aku nggak nyangka, kita bisa bersekolah, Hes..
HESRY                       : Ia.. Ternyata tidak seperti yang kamu bilang seminggu yang lalu, bahwa pemerintah   Tidak memperhatikan kita. Dan buktinya, kita bisa bersekolah karena adanya   beasiswa.
RARA                         : Hah.. ternyata mereka masih memperdulikan kita. Ku tarik kembali kata-kata ku   deh..
HESRY                       : Hah, aku bahagia
RARA                         : Kita pulang yuk
HESRY                       : Ayo... (berjalan sedikit) eh, katanya kamu lapar?
RARA                         : O iya, aku lupa... Ayo... (berjalan keluar)
RARA dan HESRY  : (berteriak) BISA SEKOLAH..... BISA SEKOLAH..... BISA SEKOLAH....
NARATOR                : Ternyata, pejabat yang bernama Dina yang sempat memarahi mereka seminggu   yang   lalu telah tertangkap oleh kepolisian mengenai kasus korupsi dengan salah   satu   karyawan bank di Jakarta. Dan juga mereka berdua bisa bersekolah berkat   seorang   pejabat yang sempat menolong mereka di halte. Mereka berdua dapat   bersekolah sesuai dengan mimpi mereka. Walaupun mereka mendapatkan dana   sekolah dari pemerintah, tetapi mereka tidak ingin menjadi anak yang malas.   Bukan mereka saja yang mendapatkan beasiswa. Tetapi anak-anak yang bekerja   dibawah umur juga dapat bersekolah karena beasiswa. Mereka sangat berbahagia.   Rara dan Hesry pun menamakan diri mereka sebagai “SANG PEMIMPI”.
                                      Ada 2 pesan yang ingin disampaikan:
1.       Jangan berhenti berharap. Pengharapan adalah keinginan akan sesuatu. Semua orang pasti memiliki harapan. Saya dan anda juga pasti memiliki harapan, apapun itu. Tapi, bersabarlah karena pengharapan tersebut membutuhkan proses, baik lambat maupun cepat.
2.       Jadilah Sang Pemimpi. Artinya, jadilah seseorang yang selalu mencari arti hidup. Yang hanya memiliki satu tujuan, yaitu masa depan. Masa depan telah ada sejak kita masih kecil. Tinggal, bagaimana kita membuat masa depan itu menjadi nyata di dalam kehidupan kita.
(Lagu penutupan “Sang Pemimpi”, dari Gigi)
NARATOR                  : Sambut hari baru di depanmu,...... sambut mimpi siap tuk melangkah......   
                                        raih tanganku jika kau ragu....... bila terjatuh ku kan menjaga......
DINA                            : kita telah berjanji bersama taklukan dunia ini........ menghadapi segala 
                                        tantangan bersama.....
NARATOR & DINA  : mengejar mimpi-mimpi.....
PENJUAL KORAN    : berteriaklah hai sang pemimpi..... kita takkan berhenti disini.....
SARAH                        : kita telah berjanji bersama taklukan dunia ini......
PEKO DAN SARAH: Menghadapi segala tantangan bersama.........
HESRY                       : bersyukurlah pada yang maha kuasa..... hargailah orang-orang yang 
                                       menyayangimu dan slalu ada setia disisimu 
RARA                          : Siapapun jangan kau pernah sakiti, dalam pencarian jati dirimu dan semua 
                                       yang kau impikan,.....tegarlah sang pemimpi..........
SEMUA                       : bersyukurlah pada yang maha kuasa.......... hargailah orang-orang yang 
                                       menyanyangimu dan slalu ada,,, setia disisimu........
                                       siapapun jangan kau pernah sakiti..... dalam pencarian jati dirimu dan 
                                      semua yang kau impikan.....tegarlah sang pemimpi......... wu..o..oo.....

SEMOGA DRAMA INI BERMANFAAT....!!!!!
TIME: 15 MENIT........ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

100 KUMPULAN LAGU SEKOLAH MINGGU

DRAMA NATAL_3 ORANG MAJUS DAN BINTANG TIMUR

Drama Natal Musikal: Kedamaian Natal??